Senin, 02 Februari 2009

SENGGANE AKU DADI BUPATI BREBES

Dibandingna karo daerah kabupaten liya, Brebes sing posisine sebagai daerah transisi antara Jawa Tengah karo Jawa Barat kiprah lan gebyare ora tau krungu ning pentas nasional. LHA KIYE KEPRIBEN.
Dibandingna karo tanggane TEGAL karo CERBON, Brebes kuwe keseseg…..
Pancen kudu diakui dari segi keramaian dan kerapian sepanjang pengalamane nyong liwat ning kota-kota kabupaten se pulau Jawa kuwe langka sing sepine pada bae karo Brebes.Kabeh pada rame lan Asri. LHA Brebes ramene ning Runtah thok, KEPRIBEN KIYE, dalane sedawane Losari Kaliganggsa akeh bergejal-bergejule maning…
PRIBEN PAK BUPATI????...

Ramene kota kuwe ciri khas makmure rakyate, angger di deleng jam 8 bengi be wis nyamut-nyamut, ning perasaan menunjukan kayong rakyate laka gairah...
Brebes kota sa cleretan sing ora bisa dikenang karo wong-wong sing pada liwat, padahal sedina-dina wong sing pating sliwer ning njerone bis, lan kendaraan liyane kuwe pirang ewu bae. Tapi durung bisa mudunna kabeh mau kuwe pada mudun belanja,..
Ya ari Ndog Asin karo Bawang tah pancen ana kuwe, be ramene dong bada tok…

Brebes kuwe daerah nomor loro luase se propinsi Jawa Tengah lubare Kabupaten Cilacap. Potensi sing ana sebenere luar biasa. Masyarakate gelem glopot gupak ning sawah ngolah Bawang ,Pari, Mengkreng lan liya sebagaine, kiye menunjukan etos kerja masyarakat Brebes kuwe luarrrr biasa.
Kawasan Geografise juga sebenere apik lan bisa dipotensialkan nggo Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Ana Gunung-nge, Ana Waduk-ke, Ana Laut-te, Ana Alas-se…Kurang Apa Coba…

Tapi aku ari ndeleng sing arane Pantai Randusanga, Ngenessss, Ngenesss Nemen…
Lha iya bisa-bisane para pedagang ora ditertibna eben para pedagang kuwe dagangane pada memburi aja ning pas lambene laut, lha para turis pan ndeleng apa kealing-alingan wong dagang tok,…Malah Runtahe tok pada pating blakrak…
PRIBEN PAK BUPATI????? Siji-sijine potensi Alam Laut sing dadi andalan malah ora enak dideleng.

Daya beli masyarakat Brebes kuwe rata-rata rendah, priben rasane eben bisa di dongkrak. Ari ndeleng pasar swalayan Dedy Jaya Plasa ya sepi-sepi bae, kiye menunjukan bahwa masyarakat brebes ora duwe duwit nggo belanja.
Menurute Nyong Pemda kuwe kudune bisa nggawe aturan / regulasi eben masyarakat asli brebes bisa terlibat langsung terhadap produktivitas sing bisa di konsumsi.
Contoh apa salahe Pemda kuwe melobi baik para investor luar Brebes maupun Investor Brebes dewek nggo menanamkan modal ning Kabupaten Brebes.
Bawang kuwe langka enteke dieksploitasi. Sementara kiye Pendapatan sing Pasar Bawang Klampok apa signifikan????
Brebes Sentra Bawang Merah se Indonesia kudune bisa nggawe Pendapatan Perkapita Rakyate kuwe mundak...lewat mekanisme Industri bukan sekedar perdagangan biasa....
Apa ora bisa digawe pabrik gedean ning Brebes misale pabrik pengolahan Bawang sing menyerap akeh tenaga kerja asli wong Brebes???
Pemda Brebes juga bisa kerjasama misale karo IPB (Institut Pertanian Bogor) eben bisa ngembangna Bawang Merah kuwe lebih berkuwalitas maning lan bisa ekspor secara industri.
Terus Masalah Ndog Asin juga kudu bisa digawe industri sing gedean, luruh bawe para investor Jakarta atawa investor kota-kota gede liyane eben gelem ngembangna industri ndog asinne Brebes,...
Durung potensi iwak laute sedawane laut Losari ngetan, kuwe eben dikembangna dadi industri perikanan kepriben,
Durung maning kebon teh lan alas daerah kidulan lha kuwe kan potensi gedhe nggo pendapatan perkapita masyarakat Brebes.

Setunggal malih, Masyarakat Brebes kuwe pada karo Masyarakat Indonesia liyane, seneng nonton Bal-balan. Karang Birahine nyanding ka yah, PERSAB kudu dadi asset sing bisa mbungahna atine rakyat Brebes,..Goletna investor Pak Bupati,..ari APBD pancen ora bisa nalangi,..luruhna pelatih sing sip, gawe pembinaan sing apik eben minimal bisa mlebu divisi siji.

Pak Bupati, mungkin kiye juga aspirasi rakyat Brebes kabeh, priben carane eben brebes duwe Universitas sing terakreditasi sing bisa mencetak tenaga-tenaga profesional dan terdidik asli Brebes,..
Akeh bocah-bocah Brebes sing pada pinter-pinter pada dadi wong tapi ujung-ujunge ora pada balik nggo mbangun daerahe dewek.
PRIBEN – PRIBEN....

Muga – muga Pak Bupati gelem nrimo uneg-uneg kiye, kumpulna wong – wong pinter asli brebes sing pada dadi Profesor, Doktor, Petinggi TNI, Politikus, Seniman dan lain-lain coba dikumpulna priben carane nggo MBANGUN BREBES. Matur Nuwun......

Jumat, 16 Januari 2009

PERSAB KELUAR DIVISI III, AMPUN DEH

Faktor utama PErsatuan Sepakbola Kabupaten Brebes (PERSAB) , yang utama akibat terkendala masalah dana , setelah Dedy Ton Supriyono SE, selaku ketua Pencab PSSI Brebes mengeluarkan dana dari koceknya sendiri sebesar Rp 90 juta rupiah , dan akhirnya masuk ke divisi III.

Karena anggaran untuk masuk ke divisi III diperkirakan 300 juta rupiah lebih , namun tidak ada bantuan keungan atau dana dari Pemkab Brebes, akhirnya Persab Brebes menyatakan mengundurkan diri dari kompetisi Divisi III Zona Jawa. Surat pengunduran secara resmi telah disampaikan pengurus Persab kepada Pengda PSSI Jateng, baru-baru ini.

Dibesarkan supporter mania PERSAB yakni "Jaka Poleng Mania " , dari 5 kali pertandingan PERSAB berhasil masuk Divisi III Zona Jawa , setelah dinyatakan lolos dalam kompetisi Divisi III Jateng. , sayangnnya Tim kebanggaan Kota Bawang itu mengalami masalah anggaran.

Permaslahan ini memaksa tim ini hengkang dari kompetisi Divisi III Zona Jawa , yang kini tengah dilaksanakan. Padahal, bila berhasil lolos bisa masuk dalam kompetisi Divisi III Nasional.

"Karena terkendala pendanaan, tim kami dengan berat hati memutuskan mundur dari kompetisi Divisi III Zona Jawa. Surat pengunduruan diri juga sudah kami sampaikan ke Pengda PSSI Jateng," terang Pelatih Persab Brebes Iriando Dayau.

Senin, 29 Desember 2008

Harga Bawang Merah di Brebes Capai Titik Tertinggi

Harga bawang merah di Brebes saat ini mencapai titik tertinggi dalam satu tahun terakhir. Hal itu akibat sedikitnya pasokan bawang merah dari petani. Carmen (45), pedagang bawang merah di Pasar Induk Bawang Merah Klampok, Brebes, Rabu (21/11), mengatakan, kenaikan harga bawang merah terus terjadi dalam satu bulan terakhir. Sebelumnya, harga bawang merah Rp 5.500 hingga Rp 6.000 per kilogram.
Namun, saat ini harga bawang merah mencapai Rp 8.500 per kilogram. "Harga tersebut merupakan harga bawang merah tertinggi yang pernah terjadi di Brebes dalam kurun waktu satu tahun terakhir," ujar Carmen. Menurut dia, tingginya harga tersebut akibat sedikitnya pasokan bawang merah di pasaran. Saat ini panen bawang merah di Brebes mulai berakhir. Pedagang terpaksa mencari bawang merah hingga daerah lain, seperti Kota Tegal dan Kabupaten Tegal. Bahkan, mereka harus berebut untuk bisa memperoleh bawang secara memadai. Saat ini Carmen mengaku hanya bisa memperoleh sekitar enam kuintal bawang per hari. Padahal, dalam kondisi normal, ia bisa memperoleh sekitar dua ton bawang merah per hari.
Akhmad (29), pedagang bawang merah lainnya, mengatakan, saat ini pasokan bawang merah yang masuk ke Pasar Bawang Merah Klampok hanya tiga hingga lima ton per hari. Padahal, sebelumnya, pasokan bawang merah di pasar tersebut bisa mencapai 30 ton per hari.Saat ini permintaan bawang merah dari masyarakat naik sekitar 60 persen. Akibatnya, bawang yang masuk ke Pasar Induk Bawang Merah Klampok langsung terserap ke pasar. Anomali cuaca Ketua Koperasi Bawang Merah Indonesia Brebes Sukhaemi Kayat mengatakan, harga bawang merah yang ada saat ini memang mencapai harga tertinggi selama satu tahun terakhir.
Tingginya harga tersebut juga disebabkan pengaruh anomali cuaca. Akibat mundurnya musim hujan awal tahun lalu, banyak petani di Brebes yang enggan menanam bawang merah. Mereka khawatir tidak dapat mengairi sawahnya secara sempurna sehingga gagal panen. Pada tahun ini, sebagian besar petani di Brebes hanya menanam bawang merah satu kali. Padahal, seharusnya bawang merah ditanam dua kali. Biasanya memasuki akhir tahun seperti saat ini, petani mulai memasuki masa sadon atau panen terakhir.
Namun, karena terkecoh anomali cuaca, hanya sebagian kecil petani yang menikmatinya. Meskipun demikian, menurut Sukhaemi, harga bawang diperkirakan akan kembali turun. Saat ini bawang impor sudah mulai masuk ke Medan. Apabila bawang tersebut sampai ke Brebes, pasokan bawang di Brebes akan kembali melimpah sehingga harganya akan turun.

ABAH ENTHUS DI SIDANG ORA NGANGGO PENGACARA

Sidang perdana kasus dugaan penghasutan massa dengan terdakwa Ki Enthus Susmono, Senin (22/12) kemarin, mulai digelar. Sidang dengan agenda pembacaan dakwaan ini, dipadati puluhan keluarga yang ikut menyaksikan jalannya persidangan. Dalam dakwaan jaksa, dalang mbeling ini dikenai pasal 335 (1) ke 1 jo pasal 55 (1) ke 1 KUHP. Meski begitu, dalang kondang ini sangat percaya diri tanpa didampingi pengacara.
Dalam fakta persidangan yang dibuka untuk umum ini, sosok Ki Enthus memang tak lepas dengan predikat dalang edan. Meski duduk di kursi pesakitan, suami Nurlela ini masih bisa memberikan ocehan yang bisa menggelitik banyak orang.
Demikian juga dengan majelis hakim yang memeriksanya. Mula Pangaribuan SH, Suswanti SH MHum, dan Sudar SH MHum, tak bisa menahan tawa saat mendengar akibat jawaban Ki Enthus saat ditanya akan arti dari nama seorang Enthus Susmono. ’’Enthus artinya baik. Sedangkan Susmono juga artinya ganteng. Jadi, bapak saya, memberikan nama Enthus Susmono dengan maksud bahwa saya adalah orang baik dan ganteng,’’ celetuk Dalang Mbeling.
Selanjutnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Nursodik SH, membacakan dakwaannya kepada terdakwa Ki Enthus Susmono sebgai penghasutan massa. Saat dimintai tanggapannya, Ki Enthus Susmono langsung memberikan pernyataan bahwa ada beberapa hal yang tidak se-suai dengan dakwaan JPU. ’”Di antaranya terkait saya memaksa untuk melakukan siaran. Sebab, saat itu saya justru ditawari oleh saksi di ruang Radio Pertiwi untuk melakukan siaran. Bahkan, pada saat saya melakukan siaran, saya tetap memberikan imbauan kepada masyarakat Kabupaten Tegal untuk bisa kondusif,’’ terangnya.
Demikian juga saat berada di KPU Kabupaten Tegal. Dirinya memang menyatakan ’’Angger Agus Riyanto ngetokna massa, wani gelut ?’’ Itu menurutnya, hanya untuk pengalihan massa saja. Sebab, saat itu ratusan massa yang sudah tidak terkendali hendak membunuh ketua KPU dan merusak fasilitas gedung KPU. Apalagi, saat itu mereka sudah banyak yang memanjat dan menaiki pagar. Jadi, pernyataan itu sifatnya hanya untuk meredam saja, agar emosi massa bisa terkontrol. Atas tanggapan tersebut, majelis hakim Mula Pangaribuan SH, langsung melempar kepada penuntut umum untuk menghadirkan saksi. Namun, JPU belum siap.
Sementara saat ditanya majelis hakim akan job-jobnya yang akan digelar, Enthus menambahkan bahwa dirinya saat ini hendak tampil di Tropen Museum Amsterdam Belanda. ’’Di sana nanti, kami akan dijadikan sebagai penyaji dalam acara di Tropen Museum. Dan pagelaran yang akan kami bawakan, bukan masalah pribadi Enthus. Sebab, saya adalah warga negara Indonesia. Jadi, rombongan saya disana secara otomatis membawa bendera Indonesia,’’ pungkasnya.